Ismed Wahyudi

     Pertama kali mengenalnya sewaktu dia menjadi pemateri saat diriku menjadi peserta pendidikan dasar XIX. Dia membawakan materi tentang tali temali, kesan pertama yang akoE tangkap dari orang ini galak belum lagi dengan rambut gondrongnya hingga melewati bahu. Setelah hanya bertegur sapa bersama beliau. Akhirnya menjadi akrab dengan beliau dan akoE pernah lari sore hanya berdua bersama beliau.
     Mulai akrab sama beliau saat survei dikdas XX, waktu diriku sakit kami bertukaran tas. Setelah pendiidkan dasar XX, dari hasil cerita – cerita ternyata beliau suka juga nonton. Biasanya setelah lari sore akoE sering taruhan three on three di lapangan basket depan wall siapa yang kalah akan mentraktir yang menang. Dan, ternyata dia juga suka sekali nongkrong di pantai. Orangnya baik, penuh perhatian, penuh dengan canda, sering curhat dengan dia, cara berfikirnya dewasa, sering menasehatiku, tak pernah kuliat dia marah, sering mangajariku bahasa inggris dan terakhir sebelum dia pergi sempat menyemangatiku untuk menyelesaikan kuliahku di tahun 2009.
      Satu hal yang sangat akoE ingat darinya yakni semangat untuk selalu ke lapangan yang sangat tinggi, pernah sekali akoE iseng menanyakan kenapa dia rajin sekali kelapangan, dia pun menjawab kapan lagi saya berada di kampungnya orang dan saya ingin mengetahui tentang adat, kebiasaan dan tempat-tempat yang ada di daerah ini, kapan lagi toch. Satu yang sangat susah bagi dia adalah bangun pagi dan hampir setiap pagi dia selalu minta dibangunkan..
     Hari itu, 13 April 2008 saat mendekati puncak Bulusarauang , dalam kesunyian rimba dengan gerimis ditambah dinginnya angin pegunungan dan semak belukar, akoE menyaksikan batu itu, selanjutnya dirimu dengan senyum yang selalu menghiasi bibirmu. Engkau pergi untuk selama – lamanya tanpa sempat engkau berpamitan dengan siapa pun hanya engkau dan Sang Pencipta yang mengetahuinya..
     Dan hari ini tak terasa telah tiga tahun akan kepergianmu kakak. Sekarang, disini akoE sendiri tak ada lagi nonton ataupun duduk – duduk di pantai bersamamu kak.

Kan kukenang diri-Mu dengan senyum, tawa dan canda.
Semoga engkau tenang dan damai disisi Sang Khalik

0 Response to "Ismed Wahyudi"

Posting Komentar