Namun tidak ada yang mampu menghalangi kekhidmatan seremoni sederhana itu. Dengan tersisa 6 orang di mabes, kue ultah itu dengan lilin menyala, dikelilingi oleh wajah yang menunduk memanjatkan doa-doa. Di penghujung doa, secara bersama-sama meniup lilin. Hening sesaat, membiarkan setiap rasa yang menyertai, meresapkan khidmat ke dasar hati.
Kali ini semuanya mengalir apa adanya, tanpa ada protokoler formal. Tidak ada kata sambutan, dan segala macam embel-embel formalitas seremonial.
Franzicho Mangesa, Imam Malik, Guswan Gunawan, Rustam Rahmat dan Hero Fitrianto.
Sayang sekali Ahmad tidak berkenan mengabadikan gambar bersama, sehingga memilih jadi juru jepret.
Ratna yang muncul belakangan, beberapa menit setelah berlalunya saat-saat khidmat itu.
Semoga, setiap doa dari segenap anggota dan kerabat, mengantarkan semua kebaikan untuk Korpala.Let's survive with Korpala
Jayalah KORPALA ku
BalasHapusKORPALA KORPALA KORPALA
gak bisa hadir gara2 tahun ini mesti lebaran di kampung hikss,...
BalasHapusKecintaan kita bukan hanya untuk gunung, gua, tebing, rimba dan lautan.. Namun juga untuk sesama, pun pada Korps tercinta.. Jayalah dikau abadilah namamu..
BalasHapus